Pertanian + industri = mengurangi pengangguran?
Sebagaimana dilansir oleh liputan6.com (9/6/2016) pernyataan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) bahwa sektor pertanian akan mampu menjadi solusi untuk menekan tingkat pengangguran di Indonesia. Namun penyerapan tenaga kerja di sektor ini harus didorong dengan pembangunan industrinya.
Hal senada pernah juga terungkap dalam sebuah seminar pengolahan teh yang pernah penulis hadiri di PPATK Gambung pada tahun 2015 silam. Dalam seminar tersebut terjadi perdebatan sengit tentang minimnya sentuhan pemerintah dalam hal "mengindustrikan" komoditas pertanian. Dari pihak kementerian industri mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat banyak di sektor pertanian, karena pertanian di Indonesia dinaungi oleh Kementerian Pertanian. Kementerian Perindustrian akan bisa membuat banyak program yang mendukung industrialisasi pertanian jika sektor pertanian dinaungi pula oleh Kementerian Industri.
Daya saing produk pertanian sangat memerlukan fokus di sektor hilir, baik dalam standarisasi, teknologi pengolahan hingga kemasan serta manajemen pemasaran. Untuk itu diperlukan regulasi yang memadai dari pemerintah dengan cara memasukan sektor pertanian ke dalam naungan Kementerian Perindustrian. Dengan begitu diharapkan program pemerintah tidak hanya berfokus di sektor budidaya (hulu), tetapi menyeluruh hingga pemasaran yang berdaya saing (hilir).
Untuk di Kabupaten Purwakarta sendiri, ada peluang untuk mengawinkan dua sektor tersebut yaitu dengan menjalin kerjasama antara KTNA dan Aikma. KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) di Kabupaten Purwakarta masih didominasi oleh petani budidaya baik pertanian pangan, peternakan, kehutanan, hortikultura, perikanan maupun perkebunan. Sedangkan di Aikma (Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro) yang memang sejak awal berfokus di industri, meskipun dalam taraf industri kecil dan menengah. Apalagi dalam perjalanannya, kedua organisasi tersebut memiliki kendala yang saling melengkapi, banyak anggota KTNA yang mengeluh tentang sulitnya menjual hasil pertanian yang dibudidayakan sedangkan di Aikma kerap terjadi "mogok produksi" dengan alasan tidak adanya bahan baku. Jika saja kerjasama ini terjalin, semoga baik sektor budidaya akan tetap tergarap dan sektor industri tetap berproduksi, sehingga kebutuhan tenaga kerja senantiasa tetap terbuka seiring semakin ekonomisnya dunia pertanian.
Wallahu'alam bisshawaaab....
(enjs/dari berbagai sumber)
Untuk di Kabupaten Purwakarta sendiri, ada peluang untuk mengawinkan dua sektor tersebut yaitu dengan menjalin kerjasama antara KTNA dan Aikma. KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) di Kabupaten Purwakarta masih didominasi oleh petani budidaya baik pertanian pangan, peternakan, kehutanan, hortikultura, perikanan maupun perkebunan. Sedangkan di Aikma (Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro) yang memang sejak awal berfokus di industri, meskipun dalam taraf industri kecil dan menengah. Apalagi dalam perjalanannya, kedua organisasi tersebut memiliki kendala yang saling melengkapi, banyak anggota KTNA yang mengeluh tentang sulitnya menjual hasil pertanian yang dibudidayakan sedangkan di Aikma kerap terjadi "mogok produksi" dengan alasan tidak adanya bahan baku. Jika saja kerjasama ini terjalin, semoga baik sektor budidaya akan tetap tergarap dan sektor industri tetap berproduksi, sehingga kebutuhan tenaga kerja senantiasa tetap terbuka seiring semakin ekonomisnya dunia pertanian.
Wallahu'alam bisshawaaab....
(enjs/dari berbagai sumber)
Posting Komentar untuk "Pertanian + industri = mengurangi pengangguran?"