Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mimbar sarasehan KTNA Jabar 2016 (2)

Ciamis - Inventarisasi problem ditingkat wilayah berlangsung "meriah", tiap kabupaten/kota "berebut" aspirasi untuk membawa permasalahan ke dalam mimbar sarasehan. Tiap wilayah duduk melingkar dengan 1 pimpinan dan 1 notulen.

Pak kumis dari Kabupaten Karawang memimpin rapat internal Wilayah 1 (subang, karawang, purwakarta, bekasi dan kota bekasi), dengan sangat serius.

Dari Purwakarta mengusulkan tentang penetapan harga gabah dari Bulog dan cara meningkatkan minat pemuda dalam bertani.

Dari Bekasi memberi usulan untuk menolak pengembangan industri yang melahap lahan serta berseberangan dengan program ketahanan pangan. Menyikapi kenyataan bahwa Pemda setempat tidak berkutik dengan "keinginan" pengembang industri, mall dan perumahan.

Dari Subang mengeluhkan banyaknya teknologi yang diberikan kepada petani, tetapi kenyataanya tidak cocok digunakan di daerah bersangkutan.

Di setiap kabuoaten/kota terdapat Komisi (bukan DPRD) yang mengurusi pupuk di setiap daerah ternyata seolah "tidur". Penunjukannya mungkin tidak memiliki kekuatan hukum sehingga tidak dikerjakan dengan serius, tanpa bisa dituntut pertanggungjawaban, ini terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota.

Utusan dari Kabupaten Subang, berharap petani pengolah pupuk organik perlu dibantu pemasaran dan penyaluran. Tanpa ada outlet maka akan sulit bernilai ekonomis, produk KTNA lainnya pun perlu dibantu pemasarannya.

Kabupaten Bekasi menyatakan bahwa di Kabupaten  Bekasi paguyuban petani semua dibubarkan  karena tidak efisien. Disisakan hanya KTNA sebagai dewan petani. Yang selama ini disesalkan adalah Dekopindo didanai oleh provinsi Rp. 50.000.000,- yang perannya tidak seefektif KTNA. Anehnya KTNA malah "diabaikan" dan tanpa sokongan dana.

Kembali ke utusan dari Kabupaten Purwakarta, pemuda tani perlu dilibatkan dalam berbagai bidang termasuk dalam kelompok tani dan KTNA. Jangan dilarang hanya karena belum rajin ke sawah ke kebun dan pegang cangkul. Biarkan anak muda memasuki arena pertanian dari manapun "pintu" itu berada.

Lahan di karawang pun yang bergelar lumbung padi, makin berkurang signifikan. KTNA perlu terlibat dalam rencana tata lahan daerah. Ini pun bukan hanya permasalahan di Kabupaten Karawang.

Dari keseluruhan permasalahan. SDM adalah pokok masalah yang perlu jadi fokus pembangunan pertanian. Tantangan bisa berbagai macam, namun amunisi terbaik adalah SDM Pertanian yang unggul. Sebaiknya kita bersama bersama pemerintah, lebih banyak mengucurkam dan fokus usaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas SDM pertanian di Provinsi Jawa Barat.
(enjs)

Posting Komentar untuk "Mimbar sarasehan KTNA Jabar 2016 (2)"